Salam


Sabtu, 20 Agustus 2011

Summary of Menstrual Cycle


Pengaturan Hormon Pada Siklus Menstruasi
         
           Siklus menstruasi diatur dan dikoordinasikan oleh interaksi hormon endokrin yang rumit. Peristiwa ini terjadi di ovarium dan dipicu oleh naik turunnya tingkat dua hormon gonadotropic yang dilepas dari kelenjar Pituitary depan: Follicle Stimulating Hormon (FSH) dan Luteinizing Hormone (LH) (Gambar 25-3). Sekresi hormon ini pada gilirannya dapat memicu pelepasan hormon tertentu yang diproduksi di hypotalamus.



          Dibawah pengaruh dari FSH dan LH, berkembangnya sintesa folikel dan sekresi estrogen, yang pengembangan rangsangan pada endometrium. Sekitar 12 hari siklus, naiknya tingkat estrogen merangsang hipotalamus untuk menghasilkan lebih banyak gonadotropic untuk melepaskan hormon, yang menyebabkan pelepasan FSH dan LH dari kelenjar pituitary. Kejelasan naiknya tingkat LH menginduksi ovulasi (hari 14), dan segera sesudahnya konsentrasi FSH dan LH turun drastis.

Ovulasi, corpus luteum memproduksi kedua hormon; progesteron dan estrogen. Hormon tersebut mendorong pengembangan selanjutnya dari lapisan uterus mempersiapkan untuk penanaman embrio. Selain itu, gabungan konsentrasi tingginya progesterone dan estrogen bernilai efek umpan balik yang negative didalam gonadotropik melepaskan hormon dari sumbernya pada hipotalamus, dihasilkan pada turunnya FSH dan LH dilepaskan dari kelenjar pituitary. Akhirnya konsentrasi LH menjadi rendah untuk mempertahankan korpus luteum. Dengan meluruhnya corpus luteum, tingkat progesteron dan progesteron menurun dan segera setelahnya, lapisan endometrium yang menebal akan meluruh. Inilah yang tanda berakhirnya satu siklus.
Kehamilan memiliki efek arus pendek siklus turun naiknya tingkat hormon, dan menangguhkan pada siklus menstruasi. Kita akan membahas akibat ini pada bab pada bagian kehamilan. 

Sistem Reproduksi Pria
Sistem reproduksi pria agak kurang rumit dibandingkan sistem reproduksi wanita (gambar 25.4). alat kelamin luar tediri dari dua testis (tunggal) dan didalamnya terdapat kantung yang disebut scrotum, dan sebuah penis. Testis, juga yang dimaksud testicels, menghasilkan…….


Spermatogenesis
Produksi sperma (spermatogenesis) pada pria dimulai saat masa pubertas dan keadaan tidak normal, berlanjut hingga sepanjang hidupnya. Tidak seperti wanita, pada spermatogenesis tidak ada variasi siklus pada aktivitas gamet (alat kelamin ) ini. Sperma terbentuk oleh struktur membelit yang rumit didalam testis disebut tubulus seminiferus (figure 25.5a). Spermatogonia, khusus sel-sel diploid didalam tubulus ini, kemudian memperbanyak dengan pembelahan sel secara mitosis dan berubah menjadi spermatocyt primer (gambar 25.5c). Masing-masing spermatocyt primer menghasilkan 2 spermatocyt sekunder setelah pembelahan meiosis dan masing-masing spermatocyt sekunder menghasilkan 2 spermatids setelah meiosis yang kedua. Demikian, setiap satu sel spermatocyt primer yang diploid menghasilkan 4 sel spematid yang haploid (gambar 25.5d). Masing-masing spermatid kemudian berubah menjadi sebuah sel sperma, Di bagian dalam kepalanya terdapat daerah yang mengandung kromosom dan sejenis enzim tertutup yang disebut akrosom; perumahan menengah sepotong banyak mitokondria, dan ekor flagel untuk tenaga penggerak (gambar 25-6). Pengembangan spermatogonia kepada sperma membutuhkan sekitar 2 minggu. Setiap hari beberapa ratus juta sperma siap pada urutan pengembangan.
Setelah rangsangan seksual, sperma bergerak melalui vas deferens ke uretra, dimana sperma bercampur dengan cairan sekresi yagn berasal dari vesicula seminalis, kelenjar prostat dan kelenjar cowper’s (lihat gambar 25-4). Sekresi kelenjar ini tidak hanya memberikan cairan suspensi untuk sel sperma, tapi juga mengandung fruktosa untuk memlihara sel sperma. Sekresi itu juga mengandung alkaline dan sehingga dapat menetralkan cairan asam yagn terdapat pada jalur reproduksi wanita, yang dinyatakan dapat membunuh sperma.


Pembuahan
Ejakulasi dapat menyimpan sekitar 3-4 ml semen yagn mengandung sekitar 200-400 juta sperma ke vagina. Memberikan sejumlah besar sperma, kau mungkin berpikir ini bisa dipastikan bahwa hanya satu sperma yang bertahan dalam perjalanan menuju tuba falopi dan bertemu sel telur dan berfertilisasi. Faktanya, meskipun pada kasus tidak sering terjadi. Vagina relatif menjaga lingkungan dari sperma karena memiliki asam yang tinggi. Kondisi ini membantu melindungi saluran reproduksi wanita dari infeksi jamur dan bakteri tapi juga dapat membunuh sel sperma. Selain itu, sperma dapat harus bertahan dan masuk celah kecil didalam cerviks pada uterus, di rongga rahim. Dan sampai salah satu mencapai tuba falopi dan mencapai sel telur. Di samping bahan kimia dan jarak, sel sperma harus melakukan perjalanan, dan waktu dari hubungan seksual itu juga penting. Ingat setelah ovulasi, Oosit sekunder kesediaannya menerima sperma hanya berlangsung smapai 24 jam. Sel sperma dapat hidup kira-kira dua hingga tiga hari didalam saluran reproduksi wanita. Oleh karena itu, hubungan dapat mengakibatkan pembuahan hanya berlangsung 4 hari selama periode 28 hari siklus ( 3 hari sebelum dan 1 hari setelah ovulation ). (Ingat, akan tetapi, siklus menstruasi berbeda setiap wanita. Meskipun, rumus ini digunakan oleh beberapa individu dalam keluarga berencana, kesalahan dalam pengukuran sangat besar. Lihat pembahasan berikutnya tentang kontrasepsi pada bab ini.
Sel sperma hanya dapat melakukan sekali pembuahan pada sel telur, sel sperma dan membran oocyt bersatu dan inti sel sperma masuk ke dalam sitoplasma oocyt (gambar 25–7). Penyatuan ini menyebabkan sejumlah perubahan cepat pad asel telur. Pertama, membran sel berubah dalam mencegah masuknya sel sperma lain untuk menembus masuk. Apabila ini tidak terjadi, lebih dari satu sel sperma akan dapat bergabung dengan inti sel telur, akan menghasilkan zygot dengan terlalu banyak kromosom. Kedua, oocyt sekunder dipicu melalui tahap kedua pembelahan sel secara meiosis, yang akhirnya menghasilkan sebuah sel telur. Setelah beberapa jam kemudian, sel sperma dan inti sel telur melepaskan membran intisel nya dan menyatu untuk membentuk intil sel telur untuk ZYGOT.
KEHAMILAN
Dari sebuah peristiwa fertilisasi hingga kelahiran seorang bayi membutuhkan kira-kira 266 hari (kurang lebih 9 bulan), atau 280 hari dari permulaan dari terakhirnya periode menstruasi (dianggap bahwa akhir dari ovulasi pada hari ke 14 dari siklus menstruasi wanita). Selama periode 9 bulan, dimaksudkan sebagai masa kehamilan, sel tunggal yaitu zygot mengembangkan menjadi banyak sel (multiseluler), organisme kompleks.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

harap tinggalakan JEJAK anda,,,,,,